Adanya
media blog merupakan sebuah keuntungan tersendiri dalam dunia cyber. Dengan
keadaan masyarakat yang semakin cerdas mengkritisi isu-isu berita yang simpang
siur di media lainnya menjadikan blog sebagai salah satu media yang efektif
untuk menyebarluaskan pemahaman pada sudut pandang obyektif tanpa manipulasi
pelaku politik. Karena memang sebuah blog merupakan milik pribadi dan berada
diluar tekanan “mereka”
Seperti
yang kita ketahui bahwasanya televisi merupakan media yang berada dibawah
kendali dari pemerintah. Hal ini menyebabkan banyak manipulasi politik di dalam
dunia pertelevisian. Dan agaknya media tersebut juga menjadi boneka dalam
urusan hak penyiarannya.
Jika
kita perhatikan antara batasan-batasan kebebasan dalam penyiaran banyak yang
terbolak-balik. Kenapa? Bisa kita lihat sendiri realitasnya. Sebagai contohnya
iklan yang ada di televisi, hampir semua macam produk dimodelkan oleh
perempuan. Disini terjadi pembodohan. Berawal dari kesalah kaprahan pemaknaan emansipasi
wanita oleh para sekuler menjadikan wanita sebagai boneka yang dimainkan
seenaknya. Memang menjadi hal yang biasa jika yang menjadi penonton adalah
seorang wanita juga. Tapi televisi merupakan sarana umum yang dinikmati oleh
semua kalangan. Mulai dari anak-anak kecil hingga tua. Dari pria hingga wanita.
Seorang
anak yang sejak dari masa kecilnya selalu diperlihatkan tontonan yang serba “terbuka”
seperti itu akan menjadikan syarafnya mulai konslet. Hormon-hormon yang
seharusnya belum saat ini ia rasakan menjadikannya terasa lebih awal. Dan
secara tidak langsung tapi pasti disinilah kegiatan perusakan moral generasi
penerus dengan penanganan yang sangat tidak serius. Tidak hanya itu , anak-anak
sebagai pelaku peniru yang ulung menjadikan mereka cepat menangkap apa yang
mereka lihat dan langsung dipraktekkannya.
Disinilah
peran para blogger untuk mengkritisi dan menempati tempat dimana ia bisa
menyampaikan pendapat. Disini para blogger bisa menyampaikan bukti-bukti ilmiah
yang berkaitan dengan hal yang bersangkutan. Sehingga publik tidak buta dengan
“tumor ganas” yang terus dipupuknya.
Terlepas
dari hal itu, diperlukan juga kesadaran para blogger untuk bersikap bijak dalam
berargumentasi untuk mengkritisi wacana
yang beredar di masyarakat.