Teman-teman yang baik, mungkin ini adalah sebuah pembahasan yang tabu menurut sebagian orang. Namun akan menjadi pengetahuan yang bermanfaat buat para wanita. Terlebih lagi buat para pria yang tidak mengerti tentang masalah ini, bisa-bisa menaruh curiga pada seorang wanita idaman hatinya. Untuk itu mari kita simak sedikit pembahasan yang sangat menarik berikut ini :
Selaput Dara : Antara Mitos dan Fakta
Seorang laki-laki muda bertanya pada dokter yang mengasuh rubrik kesehatan di
sebuah website. "Dok, mengapa di malam pertama istri saya tidak mengeluarkan
darah ya? Apakah istri saya sudah tidak perawan?" Jawaban sang dokter ternyata
sangat menarik. Ia memulainya dengan kalimat, "Berapa liter darah yang Anda
butuhkan untuk meyakinkan diri bahwa istri Anda masih perawan?" Selanjutnya
dokter itu menjelaskan bahwa robeknya selaput dara tidak harus ditandai dengan
perdarahan.
Selaput dara atau dalam bahasa medisnya dikenal sebagai hymen, adalah membran
tipis yang sebenarnya secara biologis tidak berfungsi namun mempunyai beban
kultural dan psikologis yang sangat berat bagi wanita. Utuh tidaknya selaput ini akan
menentukan langgeng tidaknya ikatan perkawinan bagi sebagian orang. Ditambah
lagi pemahaman banyak orang mengenai selaput dara yang cenderung berbau mitos
ketimbang faktanya. Apa saja yang perlu diketahui tentang selaput dara?
TIDAK SELALU DITANDAI PERDARAHAN
MITOS darah di malam pertama sepertinya menjadi sebuah ritual sakral yang bisa
menentukan tinggi-rendahnya martabat seorang perempuan. Kalau tidak keluar
darah berarti sudah tidak perawan, kalau tidak perawan berarti bukan perempuan
baik-baik. Waduh!
Padahal faktanya secara medis, robeknya selaput dara tidak harus diikuti dengan
keluarnya bercak darah. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya:
* Terlalu rapuh
Bisa jadi selaput dara itu sudah robek sebelumnya karena terlalu rapuh. Beberapa
jenis olahraga seperti berkuda, bela diri, bersepeda dan sebagainya bisa menjadi
penyebab robeknya selaput dara. Apalagi kalau selaput daranya termasuk jenis yang
rapuh.
* Kelewat elastis
Tidak adanya bercak darah di malam pertama mungkin saja disebabkan belum
robeknya selaput dara karena sifatnya sangat elastis. Harap diketahui, membran ini
sangat fleksibel. Pada beberapa kasus ditemukan bahwa elastisitas selaput dara
memungkinkannya tidak robek pada waktu pertama kali berhubungan seksual.
Bahkan ada yang baru koyak setelah wanita tersebut melahirkan!
* Darah tidak banyak
Atau bisa saja sebenarnya keluar bercak darah, tapi karena sangat sedikit sehingga
tidak mudah terlihat oleh mata. Banyak orang yang mengira kalau selaput dara
robek akan keluar banyak darah. Padahal karena sedemikian tipisnya, selaput dara
yang robek tidak selalu menyebabkan keluar darah dalam jumlah banyak.
* Tidak punya selaput dara
Perkembangan teknologi memungkinkan dilakukannya penelitian tentang selaput
dara secara mendalam. Hasilnya ternyata sangat mengejutkan karena dalam
penelitian yang dilakukan para seksolog ditemukan beberapa perempuan yang sejak
lahir memang tidak memiliki membran ini. Pada kasus ini keberadaan selaput dara
tidak selalu membuktikan bahwa perempuan belum pernah melakukan hubungan
seksual masih teruji kegadisannya.
MACAM-MACAM BENTUK SELAPUT DARA
TERNYATA tidak hanya tubuh yang bisa dilihat bentuknya, selaput dara pun
mempunyai bentuk dengan derajat kelembutan dan fleksibilitas yang berbeda-beda.
Semuanya bersifat individual. Ada bermacam
bentuk selaput dara, yaitu:
- Annular Hymen, selaput melingkari lubang vagina.
- Septate Hymen, selaput yang ditandai dengan beberapa lubang yang terbuka.
- Cibriform Hymen, selaput ini juga ditandai beberapa lubang yang terbuka, tapi
lebih kecil dan jumlahnya lebih banyak.
- Introitus, pada perempuan yang sangat berpengalaman dalam berhubungan
seksual, bisa saja lubang selaputnya membesar, namun masih menyisakan jaringan
selaput dara.
KEPERAWANAN = KEPERCAYAAN
DENGAN diketahuinya berbagai bentuk selaput dara seperti di atas, maka hilangnya
keperawanan di malam pertama yang tidak didahului dengan keluarnya bercak darah
menjadi semakin jelas. Walaupun perdarahan di malam pertama bisa menjadi bukti
bahwa wanita tersebut masih perawan (virgin), tapi tidak tertutup kemungkinan
beberapa wanita yang lihai dan sangat berpengalaman dalam berhubungan seksual,
masih tetap mengeluarkan bercak darah karena sisa selaput dara yang terluka,
sehingga ia terkesan masih virgin.
Pendek kata, keperawanan adalah masalah kepercayaan. Seorang wanita yang
selaput daranya robek karena olahraga dan tidak mengeluarkan darah di malam
pertama, apakah bisa dicap sudah tidak gadis lagi? Sedangkan di sisi lain, ada
wanita yang "lebih beruntung", walaupun sudah berhubungan seksual berulang kali
namun di malam pertama masih keluar darah karena adanya sisa selaput dara yang
terluka. Apakah adil pelabelan perawan dan tidak perawan pada kasus di atas. Sekali
lagi, keperawanan adalah masalah kepercayaan.
Bila kehidupan rumah tangga sudah sedemikian bahagianya, apalagi dengan hadirnya sang buah hati, masih memusingkan darah yang tidak "tertumpah" di malam pertama? Mitos tentang selaput dara memang tidak semuanya sesuai fakta.
Silahkan berbagi untuk teman-teman anda mudah-mudahan kita sama-sama memahami hal-hal yang sepele ini.
source: stw http://www.facebook.com/