Melanjutkan
kisah-kisah imani perang Badar, berikut uraiannya;
3.
Pada pertempuran itu Umar bin Khaththab rodhiyallaahu ‘anhu membunuh pamannya
(saudara ibunya) al-Ash bin Hisyam bin al-Mughiroh.
4.
Abu Bakar ash-Shiddiq rodhiyallaahu ‘anhu menyeru anaknya Abdurahman yang
ketika itu masih bersama orang-orang musyrik seraya berkata,”Mana hartaku ,
wahai orang busuk?’
Lalu Abdurrahman berkata,
“Tidak ada yang tersisa kecuali
senjata dan kuda
Dan pedang yang akan membunuh kesesatan
orang tua.”
5. Setelah
pertempuran usai, Mush’ab bin Umair al-‘Abdari berpapasan dengan saudaranya ,
Abu Aziz bin Umair yang ikut serta berperang melawan kaum muslimin. Ketika berpapasan
dengannya, dia dalam keadaan tangannya terlihat dan ditarik , salah seorang
dari Anshor. Maka berkatalah Mush’ab kepada orang Anshor ini,”Ikatlah tangnmu
pula dengannya, sebab ibunya wanita kaya, siapa tahu dia akan menebusnya
darimu.”
Abu Aziz berkata kepada saudarnya,
Mush’ab , “Apakah begini perlakuanmu terhadap saudaramu?”
Mush’ab menjawab,”Dialah (yakni
orang Anshor) saudaraku, bukan kamu.
Demikian
beberapa kisah yang bisa kita jadikan teladan serta ibroh.
Dari
kisah-kisah diatas, bisa dilihat bagaimana para Shohabat amat memahami
konsekuensi Iman yang sebenar-benarnya. Hati, perkataan serta amal mereka
menunjukkan semua itu !