• Breaking News

    Pejuang Pena

    Coretan seorang hamba al-Izzah

    Tuesday, 18 October 2016

    Kisah-kisah Imani dalam Perang Badar (Part 1)

    Ikatan yang amat erat dan mulia, ikatan yang menghancurkan kelaliman,  ikatan yang hanya dimiliki oleh kaum muslimin. Itulah ikatan iman, ikatan karena kesatuan iman terhadap Robb-Nya.
    Allaah Ta’ala berfirman di dalam QS. Al-Hajj : 19
    هذان خصمان اختصموا في ربهم
    Artimya : “Inilah dua golongan (golongan Mukmin dan golongan kafir)  yang bertengkar, mereka saling bertengkar karena Robb mereka.”
    Di dalam kitab Arrohiiq-Almakhtum, disebutkan beberapa kisah-kisah imani dalam Perang Badar. Kisah yang membuat kita haru, betapa para Sahabat benar-benar generasi terbaik umat ini. Pengorbanan serta aplikasi keimanan mereka tidak hanya bualan bibir saja. Namun mereka benar-benar menjual diri, jiwa dan harta mereka untuk Allaah Ta’ala. Berperang melawan kerabat, sahabat bahkan orang tuanya sendiri tak menjadikan mereka gentar untuk setia di barisan kaum muslimin. Itulah salah satu gambaran betapa besar cinta mereka terhadap Allaah Ta’ala dan Rasul-Nya. Sifat yang dipuji Allaah Ta’ala atas kaum mukmin adalah mereka keras terhadap orang-orang kafir, dan lemah lembut terhadap orang-orang mukmin.
    Berikut beberapa kisahnya;
    1.         Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwasanya Nabi Shallallaahu ‘Alayhi wa Sallam bersabda kepada para sahabatnya , “Sesungguhnya aku telah mengetahui bahwa ada beberapa tokoh dari Bani Hasyim dan selain mereka yang dipaksa ikut. Mereka tidak punya kepentingan untuk berperang melawan kita , barangsiapa menjumpai salah seorang di antara Bani Hasyim , maka janganlah ia membunuhnya, barangsiapa menjumpai Abu al-Bukhturi bin Hisyam maka janaganlah dia membunuhnya , dan barangsiapa menjumpai al-Abbas binn Abdul Muththalib maka janganlah dia membunuhnya , sebab ia hanya diapaksa ikut.”
                Maka berkatalah Abu Hudzifah bin Utbah,”Apakah kami harus membunuh orang-orang tua kami , anak-anak, saudara-saudara dan keluarga kami, sementara kami membiarkan al-Abbas hidup? Demi Allaah, jika aku bertemu dengannya niscaya aka aku bungkam dia dengan pedangku.”
                Hal itu sampai ke telinga Rosulullaah Shallallaahu ‘alayhi wa Sallam, seingga beliau berkata kepasa Umar bin Al-Khaththab ,”Wahai Abu Hafsh, apakah wajah paman Rosulullaah harus disabet dengan pedaang?”
    Maka berkatalah Umar, “Wahai Rosulullaah, biarkan aku memenggal lehernya dengan pedang. Demi Allaah , dia sungguh sudah menjadi munafik.”
                Sejak itu , Abu Hudzaifah selalu berkata, “aku masih saja tidak merassa tenang dengan ucapan yang telah aku lontarkan ketika itu dan aku masih saja khawatir kecuali bila hal itu dapat ditebus dengan mati syahid di jalan Allaah.” Dan ternyata , dia memang gugur syahid pada perang Yamamah.

    2.         Abu al-Bukhturi juga merupakan salah seorang yang dilarang Rosulullaah shollallaahu ‘alayhi wasallam untuk dibunuh. Hal ini karena dia merupakan orang Quraisy yang palinhg menahan diri dari Rosulullaah shollallaahu ‘alayhi wasallam saat beliau berada di Mekkah. Dia tidak pernah menyakiti beliau ataupun melakukan sesuatu yang dibenci beliau. Disamping itu dia juga termasuk orang yang menggagalkan Shahifah embargo terhadap keluarga besar Bani Hasyim dan Bani al-Muththalib.
    Akan tetapi sekalipun demikian, Abu al-Bukhturi tetap dibunuh juga. Pasalnya , al-Mujdzir bin Ziyad al-Balawi bertemu dengannya di dalam pertempuran. Ketika itu dia sedang bersama seorang temannya dan sama-sama berperang. Maka berkatalah al-Mujdzir kepadanya, “Wahai Abu al-Bukhturi ! Sesungguhnya Rosulullaah shollallaahu ‘alayhi wasallam telah melarang kami membunuhmu.”
    Lalu dia menjawab, “Bagaimana dengan temanku ini?
    Al-Mujdzir berkata , “Demi Allaah , tidak demikian. Kami tidak akan membiarkan temanmu itu hidup.
    Maka diapun berkata lagi, “Demi Allah, kalau begitu aku memilih mati bersamanya.”
    Kemudian keduanya bertempur hingga al-Mujdzir terpaksa membunuhnya.


    Bersambung.....




    WARNING !

    Konten blog ini masih banyak kekurangan.

    (Beberapa konten dari zaman SMA dulu, mohon maklum)

    Ambillah yang bermanfaat dan tinggalkan yang mafsadat serta syubhat.

    Semoga Arrohmaan menjaga, menunjuki dan mengampuni pemilik blog ini.

    Baarokallaahu fiikum.

    Ukhtukum Fillaah,

    Al-Qowarir Fidinillaah.

    Sahabat Blogger

    Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net