• Breaking News

    Pejuang Pena

    Coretan seorang hamba al-Izzah

    Tuesday 26 June 2012

    AKU DAN HIJABKU

    bismillaah... ni ada cerpen dariku check it out

    Aku sejak kecil memang diajarkan untuk berhijab, namun manakala melihat teman-temanku serta lingkunganku yang berbeda lantas aku menolaknya. Aku melihat mereka begitu bebasnya bermain, tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan. Semua nampak bahagia. Itulah kenanganku ketika masih duduk dibangku Sekolah Dasar.

    Semakin hari bertambahlah pengetahuan diri yang polos manakala itu, kedua orang tuaku sangat mengharapkan aku untuk menutup aurat, begitu pula kakakku. Melihat besarnya keinginan mereka, lantas terujarlah janjiku untuk berhijab kelak saat aku masuk MTs. Merekapun tersenyum lega.

    Ya,,,, hari itupun datang, seperti janjiku dahulu, akupun mulai mengenakan hijab di tahun-tahun pertama. Namun karena melemahnya iman ini, ia kalah oleh rasa maluku kepada teman-temanku. Aku takut kalau saja aku dianggap sok alim lah atau apapun itu. Maka setelah itu aku memutuskan hanya mengenakan hijabku ketika safar saja.

    Selang beberapa tahun hingga saat itu datang, ya saat hari dimana pertama kali aku telah baligh. Akupun mulai tergugah untuk merubah semua jalan yang telah aku pilih. Saat itulah ghirohku dalam tholabul ilmi memuncak, hingga aku membaca suatu kisah dalam hadits:

    ketika Rasulullah Saw menegur cara berpakaian Asma binti Abu Bakar saudarinya Aisyah rhadhiyallaahu ‘anhaa. Ia (Asma) masuk ke rumah Nabi Saw dengan mengenakan pakaian tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya. Serta merta Rasulullah Saw memalingkan wajahnya seraya bersabda, 'Hai Asma! jika telah tiba masa haidhnya, seorang wanita tidak dibenarkan menampakkan badannya kecuali ini dan ini sambil beliau menunjuk muka dan telapak tangannya.' (HR Abu Daud)

    Maka makin mantablah diriku untuk berhijab karenanya. Ditambah lagi dengan ancaman dari Rasulullaah Shallallaahu ‘alayhi wasallam bahwa wanita yang tidak menutupi rambutnya kelak di akhirat ia akan digantung diatas neraka hingga mendidih otaknya. Na’udzubillaahi min dzalik.

    Itulah awal permulaan aku mulai menginjak di Madrasah Aliyah. Aku awalnya menganggap hijab hanyalah penutup rambut saja. Namun setelah merenungi QS. An-Nur ayat 31 dan Al-Ahzab ayat 59, barulah aku tahu bahwa antara jilbab dengan kerudung itu berbeda.

    Bahwa jilbab adalah baju kurung yang digunakan untuk menutupi baju yang biasa dipakai dalam keseharian. Aku kira ini hampir semakna dengan jubah. Sedangkan kerudung adalah kain yang digunakan untuk menutup kepala hingga dada.

    Alhamdulillaah, setelah itu aku mulai mencoba merubah penampilanku. Aku memulainya dengan penampilanku di sekolah, karena memang aku jarang bepergian selain ke sekolah. Disana aku mulai memakai kerudung yang lebar, seragam yang lebar pula. Karena aturan di sekolahan itu putih – abu-abu maka aku tidak bisa memakai jubah ketika di sekolahan. Namun setidaknya sudah memenuhi syarat insyaa Allaah.
    Syarat- syarat tersebut ialah :

    1. Longgar, tidak ketat

    2. Tidak tipis / tembus pandang

    3. Warnanya tidak mencolok

    Melihat banyaknya style yang aneh-aneh di masyarakat rasanya ada ganjalan dalam hati ini, apalagi jika ditambah dengan hadits:

    Dari Abu Huroiroh, Rosulullaah shollallaahu ‘alayhi wasallam bersabda:

    صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

    “Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat:

    1. Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan,

    2. Para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)

    Maka akan nampak kesalah kaprahan masyarakat memaknai kata hijab. Padahal style yang melilit-lilit kerudung itu adalah persis seperti makna punuk unta. Mereka menganggap hal itu adalah jilbab gaul. Padahal sudah sangat jelas bahwa style yang mereka ikuti itu adalah salah kaprah. Maka hal ini sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat. Dan lagi-lagi hal ini semakin memantabkanku untuk istiqomah pada jalan ini.

    Awalnya teman-temanku agak heran dan banyak yang bilang bahwa kerudungku kebesaran, ada yang bilang kalau aku kayak pakai mukenah, semua itu hanya membuatku tersenyum saja. Bagiku itu adalah bentuk perhatian mereka kepadaku. Bukankah memang seharusnya pakaian yang kita pakai menutup aurot dihadapan laki-laki ajnabi memang memenuhi syarat untuk sholat. Karena hijab dikatakan syar’i karena itulah yang sah digunakan untuk sholat.

    Ada lagi yang lebih seru nih, guruku menganggap aku MTA, ada juga teman yang menganggap aku Muhammadiyah. Aku tambah tersenyum lagi ketika itu meski bercampur rasa sedikit kaget juga sih. Cukuplah kata Muslim yang aku sandang. Yang membuatku heran, padahal guruku tersebut yang mengajari bahwa jilbab gak boleh ketat loh. Tapi cukuplah aku tersenyum.

    Tak ketinggalan pula waktu itu ketika aku sedang rihlah dengan ayahku, kami mampir di sebuah warung pinggir jalan. Disana dengan penampilanku yang serba gelap dan lebar, para pengunjung memperhatikanku semua. Dari awal aku datang hingga aku pulang tetap dilihatin. Hmm... jadi penasaran mereka ngefans bajuku mungkin ya. Hehe...

    Dengan terbiasanya diriku dengan tanggapan masyarakat terhadapku, membuatku tidak heran lagi. Alhamdulillaah.....

    Meskipun banyak sindiran dari mereka, nyatanya mereka tidak enggan berteman denganku. Itulah bukti bahwa yang aku lakukan bukanlah kesalahan. Insyaa Allaah

    Awalnya memang ada rasa was-was ketika semua mata tertuju padaku, eh anu maksudnya kerudungku. Tapi aku coba pede aja. Siapa tahu ada yang mau nitip. Hehe.

    Bagiku semua itu memang harus terjadi, karena suatu hal yang asing pasti lebih banyak ganjalannya. Maka aku bersyukur telah dipilihkan jalan ini oleh Allaah subhanahu wata’ala.

    Tidak berhenti sampai pada disitu saja, aku masih mempunyai misi yaitu mempublikasikan style itu. Tanpa modal banyak, lewat facebook aku coba buat artikel kecil-kecilan yang aku share ke teman-temanku. Aku juga promosiin dagangan orang, mulai dari penjual kerudung sampai gamis. Aku merasa sedikit demi sedikit pemikiran teman-teman semakin terbuka. Merekapun juga memberi tanggapan positif. Ada yang pesan kerudungnya juga meski mereka masih enggan memakainya di sekolahan.

    Aku juga mau share pengalamanku ketika mendengar curhatan teman-temanku tentang tanggapan mereka mengenai hijab. Aku akan ambil kesimpulannya saja ya...

    Jadi sebenarnya mereka juga ada keinginan mengenakannya (meski tak semuanya), tapi mereka beralasan dengan kondisi yang tidak memungkinkan, mereka juga merasa kepanasan, dan merasa harga kerudung itu kemahalan bagi mereka. Memang sih kalau kerudung gaul yang biasa dipakai remaja itu harganya ekonomis banget, tapi tentu kualitas gak bisa bohong.

    Sebenarnya alasan mereka tidaklah syar’i. Tapi hal ini lebih cenderung kepada mental masing-masing diri. Aku yang sudah terbiasa dengan cemoohan menjadikanku easy going aja..

    Banyak sekali mashlahat dari berhijab itu sendiri, antara lain kaum laki-laki akan jaga jarak dengan kita. Itulah bukti dari firman Allah Ta’ala dalam QS. Al-Ahzab ayat 59 bahwa agar kita mudah dikenali maka kita akan lebih terjaga. Menjadikan kita lebih menjaga izzah serta iffah sebagai seorang muslimah.

    Sekian sedikit pengalamanku dengan hijabku, semoga bermanfaat. Dan apabila ada kesalahan dalam penyampaian aku mohon maaf.

    WARNING !

    Konten blog ini masih banyak kekurangan.

    (Beberapa konten dari zaman SMA dulu, mohon maklum)

    Ambillah yang bermanfaat dan tinggalkan yang mafsadat serta syubhat.

    Semoga Arrohmaan menjaga, menunjuki dan mengampuni pemilik blog ini.

    Baarokallaahu fiikum.

    Ukhtukum Fillaah,

    Al-Qowarir Fidinillaah.

    Sahabat Blogger

    Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net