• Breaking News

    Pejuang Pena

    Coretan seorang hamba al-Izzah

    Monday 6 February 2012

    AL HIJAB

    Hijab
    [ Indonesia ]

    Team Dar Al-Qosim

    Penerjemah : Sholahuddin Abdul Rahman, Lc
    Murajaah : Eko Abu Ziyad
    Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah

    Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan
    salam semoga terlimpahkan kepada Nabi dan Rasul terakhir
    Muhammad SAW.
    Sesungguhnya perhatian islam terhadap wanita muslimah
    akan menemukan dalam hukum Islam perhatian sangat besar
    agar mereka dapat menjaga kesuciannya, serta supaya menjadi
    wanita yang mulia dan memiliki kedudukan yang tinggi. Dan
    syarat-syarat yang diwajibkan pada pakaian dan perhiasannya
    tidak lain adalah untuk mencegah kerusakan yang timbul akibat
    tabarruj (berhias diri). Inipun bukan untuk mengekang
    kebebasannya akan tetapi sebagai pelindung baginya agar tidak
    tergelincir pada lumpur kehinaan atau menjadi sorotan mata.
    Keutamaan Hijab

    • Hijab itu adalah merupakan ketaatan kepada Allah dan Rasul.
    Allah SWT telah mewajibkan ketaatan kepada Allah dan
    Rasul-Nya berdasarkan firman Allah SWT:

    “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak pula bagi
    perempuan yang mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah
    menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang
    lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah
    dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, dengan
    kesesatan yang nyata.” (Q.S. Al-Ahzab: 36)
    Allah SWT juga memerintahkan kaum wanita untuk
    menggunakan hijab sebagaimana firman Allah SWT:

    “Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah
    mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya,
    dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
    (biasa) nampak dari padanya.” (Q.S An-Nur: 31)

    Allah SWT berfirman:

    “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu
    berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah.”
    (Q.S. Al-Ahzab: 33)
    Allah SWT berfirman:

    “Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istriistri
    Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang
    demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Q.S. Al-
    Ahzab: 53)
    Allah SWT berfirman:
    “Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
    perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka
    mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” (Q.S. Al-
    Ahzab: 59)
    Rasulullah SAW bersabda: “Wanita itu aurat” maksudnya
    adalah bahwa wanita harus menutupi tubuhnya.

    • Hijab itu ‘iffah
    Allah SWT menjadikan kewajiban menggunakan hijab sebagai
    tanda ‘Iffah (menahan diri dari maksiat).
    Allah SWT berfirman:
    “Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
    perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka
    mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian
    itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
    tidak diganggu.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)
    Itu karena mereka menutupi tubuh mereka untuk
    menghindari dan menahan diri dari perbuatan buruk (dosa),
    “karena itu mereka tidak diganggu”. Maka orang-orang fasik tidak
    akan mengganggu mereka. Dan pada firman Allah “karena itu
    mereka tidak diganggu” sebagai isyarat bahwa mengetahui
    keindahan tubuh wanita adalah suatu bentuk gangguan berupa
    fitnah dan kejahatan bagi mereka.

    • Hijab itu kesucian

    Allah SWT berfirman:

    “Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istriistri
    Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang
    demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Q.S. Al-
    Ahzab: 53)
    Allah SWT menyifati hijab sebagai simbol kesucian bagi hati
    orang-orang mu’min, laki-laki maupun perempuan. Karena mata
    bila tidak melihat maka hatipun tidak berhasrat. Pada saat
    seperti ini, maka hati yang tidak melihat akan lebih suci.
    Ketiadaan fitnah pada saat itu lebih nampak, karena hijab itu
    menghancurkan keinginan orang-orang yang ada penyakit di
    dalam hatinya, Allah SWT berfirman:

    “Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga
    berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya.” (Q.S.
    Al-Ahzab: 32)
    • Hijab itu pelindung

    Rasulullah SAW bersabda:

    “Sesungguhnya Allah itu Malu dan Melindungi serta Menyukai
    rasa malu dan perlindungan”
    Sabda beliau yang lain:
    “Siapa saja di antara wanita yang melepaskan pakaiannya di
    selain rumahnya, maka Allah Azza wa Jalla telah mengoyak
    perlindungan rumah itu dari padanya.”
    Jadi balasannya setimpal dengan perbuatannya.
    • Hijab itu taqwa
    Allah SWT berfirman:

    “Hai anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan
    kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah
    untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik.”
    (Q.S. Al-A’raaf: 26)
    • Hijab itu iman
    Allah SWT tidak berfirman kecuali kepada wanita-wanita
    beriman: “Dan katakanlah kepada wanita yang beriman.” (Q.S.
    An-Nur: 31). Allah SWT juga berfirman: “Dan istri-istri orang
    beriman.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)
    Dan ketika wanita-wanita dari Bani Tamim menemui Ummul
    Mu’minin, Aisyah ra dengan pakaian tipis, beliau berkata: “Jika
    kalian wanita-wanita beriman, maka (ketahuilah) bahwa ini
    bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kalian bukan
    wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu.”
    • Hijab itu haya’ (rasa malu)
    Rasulullah SAW bersabda:
    “Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak
    Islam itu adalah rasa malu.”
    Sabda beliau yang lain:
    “Malu itu adalah bagian dari iman dan iman itu di surga.”
    Sabda Rasul yang lain:

    “Malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya di
    angkat maka yang lainpun akan terangkat.”
    • Hijab itu ghirah (perasaan cemburu)
    Hijab itu selaras dengan perasaan cemburu yang merupakan
    fitrah seorang laki-laki sempurna yang tidak senang dengan
    pandangan-pandangan khianat yang tertuju kepada istri dan
    anak wanitanya. Berapa banyak peperangan terjadi pada masa
    Jahiliyah dan masa Islam akibat cemburu atas seorang wanita
    dan untuk menjaga kehormatannya. Ali bin Abi Thalib ra
    berkata: “Telah sampai kepadaku bahwa wanita-wanita kalian
    berdesak-desakan dengan laki-laki kafir orang ‘ajam (non Arab) di
    pasar-pasar, tidakkah kalian merasa cemburu? Sesungguhnya
    tidak ada kebaikan pada seseorang yang tidak memiliki perasaan
    cemburu.”
    Keburukan Tabarruj (memamerkan aurat)
    • Tabarruj adalah maksiat kepada Allah dan Rasul.
    Barangsiapa yang maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya maka
    ia hanya akan mencelakakan dirinya sendiri dan tidak akan
    mencelakakan Allah sedikitpun.
    Rasulullah SAW bersabda:
    “Semua umatku akan masuk surga kecuali orang yang menolak”
    Mereka bertanya: “Ya Rasulullah! Siapakah orang yang menolak
    itu? Beliau menjawab: “Siapa yang taat kepadaku akan masuk
    surga dan siapa yang maksiat kepadaku maka ia telah menolak.”
    • Tabarruj menyebabkan laknat dan dijauhkan dari rahmat
    Allah.
    Rasulullah SAW bersabda:

    “Akan ada pada akhir umatku nanti wanita-wanita yang
    berpakaian tapi telanjang, kepala mereka bagaikan punuk unta,
    laknatlah mereka karena mereka adalah wanita-wanita yang
    pantas dilaknat.”
    • Tabarruj adalah sifat penghuni neraka.
    Rasulullah SAW bersabda:

    “Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah saya
    lihat; kaum yang membawa cemeti bagai ekor sapi yang
    digunakan memukul menusia dan wanita-wanita yang berpakaian
    tapi telanjang...”

    • Tabarruj penyebab hitam dan gelap di hari kiamat.
    Diriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda:

    “Permisalan wanita yang berhias untuk selain suaminya, adalah
    bagaikan kegelapan pada hari kiamat, tidak ada cahaya
    baginya.”
    Maksudnya adalah wanita yang berlenggak-lenggok ketika
    berjalan dengan menarik pakaiannya, akan datang pada hari
    kiamat dalam keadaan hitam dan gelap, bagaikan berlenggaklenggok
    dalam kegelapan. Dan hadits ini walaupun lemah, tetapi
    artinya benar, karena kenikmatan dalam maksiat adalah
    siksaan, wangi-wangian akan menjadi busuk dan cahaya
    menjadi kegelapan. Kebalikan dari taat, bahwa bau mulut orang
    yang berpuasa dan darah orang yang mati syahid lebih harum di
    sisi Allah dari bau minyak kesturi.
    • Tabarruj adalah kemunafikan.
    Rasulullah SAW bersabda:
    “Sebaik-baik wanita kalian adalah yang memiliki kasih sayang,
    subur (banyak anak), suka menghibur dan siap melayani, bila
    mereka bertakwa kepada Allah. Dan sejelek-jelek wanita kalian
    adalah wanita pesolek dan penghayal mereka itu adalah wanitawanita
    munafik, mereka tidak akan masuk surga kecuali seperti
    ghurab a’sham.”
    Yang dimaksud ghurab a’sham adalah burung gagak yang
    memiliki cakar dan kaki merah, pertanda minimnya wanita
    masuk surga, karena burung gagak yang memiliki sifat seperti
    ini sangat jarang ditemukan.
    • Tabarruj mengoyak tirai pelindung dan membuka aib.
    Rasulullah SAW bersabda:

       
    “Siapa saja di antara wanita yang menanggalkan pakaian-nya di
    selain rumah suaminya, maka ia telah mengoyak tirai pelindung
    antara dirinya dan Allah Azza wa Jalla.”
    • Tabarruj adalah perbuatan keji.
    Wanita itu adalah aurat, dan membuka aurat adalah keji dan
    dibenci. Allah SAW berfirman:
    “Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata:
    “Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang
    demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakan-nya.”
    Katakanlah: “Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan)
    perbuatan yang keji.”
    Sebenarnya setanlah yang memerintahkan manusia
    melakukan perbuatan keji itu, sebagaimana firman Allah:

    “Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan
    dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir).” (Q.S. Al-Baqorah:
    268)
    • Tabarruj adalah ajaran iblis.
    Sesungguhnya kisah Adam dengan Iblis memberikan
    gambaran kepada kita bagaimana musuh Allah, Iblis membuka
    peluang untuk melakukan perbuatan dosa dan mengoyak tirai
    pelindung dan bahwa Tabarruj itulah tujuan asasi baginya. Allah
    SWT berfirman:

    “Hai anak Adam! Janganlah kamu sekali-kali dapat ditipu oleh
    setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu
    dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk
    memperlihatkan kepada keduanya auratnya.”
    (Q.S. Al-A’raf: 27)
    Jadi iblislah yang mengajak kepada Tabarruj dan membuka
    aurat mereka. Dialah pemimpin utama bagi para pencetus apa
    yang dikenal dengan istilah Tahrirul Mar’ah (pembebasan wanita).


    • Tabarruj adalah jalan hidup orang-orang Yahudi.
    Orang-orang Yahudi memiliki peran yang sangat besar dalam
    menghancurkan umat ini melalui wanita, dan kaum wanita sejak
    dulu memiliki pengalaman di bidang ini, di mana Rasulullah
    SAW bersabda:

    “Takutlah pada dunia dan takutlah pada wanita karena fitnah
    pertama pada Bani Israel adalah pada wanita.”
    • Tabarruj adalah Jahiliyah busuk.
    Allah SWT berfirman:

    “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu
    berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah.”
    (Q.S. Al-Ahzab: 33)
    Nabi SAW telah menyifati ajakan Jahiliyah sebagai ajakan
    busuk dan kotor. Jadi ajakan Jahiliyah adalah saudara kandung
    Tabarruj Jahiliyah. Rasulullah SAW bersabda:
    “Semua yang merupakan perkara Jahiliyah tersimpan di bawah
    telapak kakiku.”
    Baik itu bernama Tabarruj Jahiliyah, ajakan Jahiliyah
    ataupun kesombongan Jahiliyah.
    • Tabarruj adalah keterbelakangan.
    Memamerkan aurat dan telanjang adalah perilaku binatang,
    tidak seorangpun yang condong kepadanya kecuali dia akan
    terperosok jatuh ke derajat yang paling rendah dari pada derajat
    manusia yang telah dimuliakan Allah. Dari sini nampaklah
    bahwa Tabarruj adalah tanda kerusakan fitrah, ketiadaan ghirah
    dan mati rasa:
    Anda mengangkat baju hingga lutut
    Demi Tuhanmu, sungai apa yang akan anda seberangi
    Baju itu bagaikan naungan di waktu pagi
    Yang semakin pendek, waktu demi waktu
    Anda mengira bahwa laki-laki itu tidak memiliki perasaan
    Padahal anda sendiri yang mungkin tidak punya perasaan

    • Tabarruj adalah pintu adzab yang merata.
    Seseorang yang memperhatikan nash-nash syare’at dan
    sejarah (Islam) akan meyakini adanya kerusakan yang
    ditimbulkan oleh Tabarruj dan bahayanya atas agama dan dunia,
    apalagi bila diperparah dengan Ikhtilath (percampurbauran
    antara laki-laki dan wanita).
    Akibat dan bahaya Tabarruj
    yang menakutkan
    Wanita-wanita yang melakukan Tabarruj berlomba-lomba
    menggunakan perhiasan yang diharamkan untuk menarik
    perhatian kepadanya. Sesuatu yang justru akan merusak akhlak
    dan harta serta menjadikan wanita sebagai barang hina yang
    diperjualbelikan, dan di antara bahayanya adalah:
    1. Rusaknya akhlak kaum lelaki khususnya para pemuda yang
    terdorong melakukan zina yang diharamkan.
    2. Memperdagangkan wanita sebagai sarana promosi atau untuk
    meningkatkan usaha perdagangan dan sebagainya.
    3. Mencelakan diri wanita sendiri, karena Tabarruj itu
    menunjukkan niat jelek dari apa yang ia suguhkan untuk
    menggoda orang-orang jahat dan bodoh.
    4. Tersebarnya penyakit, seperti sabda Rasulullah SAW:
    “Tidaklah suatu perbuatan zina itu nampak pada suatu kaum
    hingga mereka mengumumkannya kecuali akan tersebar di
    antara mereka penyakit menular dan penyakit-penyakit lain
    yang belum pernah ada pada orang-orang dulu.”
    5. Mempermudah mata melakukan maksiat, Rasulullah SAW
    bersabda: “Kedua mata zinanya adalah melihat.” Serta
    menyulitkan ketaatan ghadhul bashar (menundukkan
    pandangan) yang merupakan sesuatu yang lebih berbahaya
    dari ledakan bom atom dan gempa bumi. Allah SWT berfirman:
    “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami
    perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri
    itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan
    kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya
    berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian
    Kami hancurkan negeri itu dengan sehancur-hancurnya.” (Q.S.
    Al-Isra’: 16)
    Dalam hadits juga disebutkan:

    “Sesungguhnya manusia bila melihat kemungkaran dan tidak
    merubahnya, dikhawatirkan Allah akan menimpakan mereka
    adzab.”
    Wahai ukhti muslimah! Tidakkah anda memperhatikan
    hadits Nabi SAW: “Buanglah duri dari jalan kaum muslimin.” Dan
    bila membuang duri dari jalan termasuk cabang iman, maka duri
    manakah yang lebih berat, batu di jalan atau fitnah yang
    merusak hati, menerbangkan akal dan menyebarkan kekejian di
    antara orang-orang mu’min.
    Sesungguhnya tidaklah seorang lelaki muslim terkena fitnah
    pada hari ini karena anda yang telah memalingkannya dari
    mengingat Allah dan menghalanginya dari jalan yang lurus -
    padahal anda sanggup mencegahnya dari fitnah itu- kecuali di
    hari esok nanti Allah akan menghukum anda dengan adzab yang
    sangat pedih.
    Segeralah taat kepada Allah, tinggalkan kritikan dan ejekan
    manusia, karena perhitungan Allah kelak sangat ketat.
    Beberapa syarat hijab yang harus terpenuhi:
    1. Menutupi seluruh anggota tubuh wanita -berdasarkan
    pendapat yang paling rojih.
    2. Hijab itu sendiri pada dasarnya bukan perhiasan.
    3. Tebal dan tidak tipis atau trasparan.
    4. Longgar dan tidak sempit atau ketat.
    5. Tidak memakai wangi-wangian.
    6. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir.
    7. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
    8. Tidak bermaksud memamerkannya kepada orang-orang.
    Jangan berhias terlalu berlebihan
    Bila anda memperhatikan syarat-syarat tersebut di atas akan
    nampak bagi anda bahwa banyak di antara wanita-wanita
    sekarang ini yang menamakan diri sebagai wanita berjilbab,
    padahal pada hakekatnya mereka belum berjilbab. Mereka tidak
    menamakan jilbab dengan nama yang sebenarnya. Mereka
    menamakan Tabarruj sebagai hijab dan menamakan maksiat
    sebagai ketaatan.
    Musuh-musuh kebangkitan Islam berusaha dengan sekuat
    tenaga menggelincirkan wanita muslimah, lalu Allah
    menggagalkan tipu daya mereka dan meneguhkan orang-orang
    Mu’min di atas ketaatan kepada Tuhannya. Mereka
    memanfaatkan wanita itu dengan cara-cara kotor untuk
    memalingkannya dari jalan Tuhan dengan memproduksi jilbab
    dalam berbagai bentuk dan menamakannya sebagai “jalan
    tengah” yang dengan itu ia akan mendapatkan ridha Tuhannya -
    sebagaimana pengakuan mereka- dan pada saat yang sama ia
    dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan tetap menjaga
    kecantikannya.
    Kami dengar dan kami taat
    Seorang muslim yang jujur akan menerima perintah
    Tuhannya dan segera menerjemahkannya dalam amal nyata,
    karena cinta dan perhomatannya terhadap Islam, bangga dengan
    syariat-Nya, mendengar dan taat kepada sunnah Nabi-Nya dan
    tidak peduli dengan keadaan orang-orang sesat yang berpaling
    dari kenyataan yang sebenarnya, serta lalai akan tempat kembali
    yang ia nantikan.
    Allah menafikan keimanan orang yang berpaling dari ketaatan
    kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya:

    “Dan mereka berkata: “Kami telah beriman kepada Allah dan
    Rasul, dan kami menaati (keduanya).” Kemudian sebagian dari
    mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka itu bukanlah
    orang-orang yang beriman. Dan apabila mereka dipanggil kepada
    Allah dan Rasul-Nya, agar Rasul menghukum (mengadili) di
    antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk
    datang.” (Q.S. An-Nur: 47-48)
    Firman Allah yang lain:

    “Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila mereka
    dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum
    (mengadili) di antara mereka ialah ucapan: “Kami mendengar dan
    kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
    Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan
    takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka
    adalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan.” (Q.S.
    An-Nur: 51-52)
    Dari Shofiyah binti Syaibah berkata: “Ketika kami bersama
    Aisyah ra, beliau berkata: “Saya teringat akan wanita-wanita
    Quraisy dan keutamaan mereka.” Aisyah berkata: “Sesungguhnya
    wanita-wanita Quraisy memiliki keutamaan, dan demi Allah, saya
    tidak melihat wanita yang lebih percaya kepada kitab Allah dan
    lebih meyakini ayat-ayat-Nya melebihi wanita-wanita Anshor.
    Ketika turun kepada mereka ayat: “Dan hendaklah mereka
    menutupkan kain kudung ke dadanya.” (Q.S. An-Nur: 31) Maka
    para suami segera mendatangi istri-istri mereka dan membacakan
    apa yang diturunkan Allah kepada mereka. Mereka membacakan
    ayat itu kepada istri, anak wanita, saudara wanita dan kaum
    kerabatnya. Dan tidak seorangpun di antara wanita itu kecuali
    segera berdiri mengambil kain gorden (tirai) dan menutupi kepala
    dan wajahnya, karena percaya dan beriman kepada apa yang
    diturunkan Allah dalam kitab-Nya. Sehingga mereka (berjalan) di
    belakang Rasulullah SAW dengan kain penutup seakan-akan di
    atas kepalanya terdapat burung gagak.”
    Sholawat dan salam semoga tercurah atas Nabi kita Muhammad,
    keluarga dan para sahabatnya.

    WARNING !

    Konten blog ini masih banyak kekurangan.

    (Beberapa konten dari zaman SMA dulu, mohon maklum)

    Ambillah yang bermanfaat dan tinggalkan yang mafsadat serta syubhat.

    Semoga Arrohmaan menjaga, menunjuki dan mengampuni pemilik blog ini.

    Baarokallaahu fiikum.

    Ukhtukum Fillaah,

    Al-Qowarir Fidinillaah.

    Sahabat Blogger

    Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net