Pejuangpena.net-
Tazkiyah secara bahasa berasal dari akar kata zakaa (زكى) berarti berkembang. Tazkiyah adalah
pengembangan dan pembersihan. Sedangkan menurut terminologi syara’,
tazkiyah berarti perawatan, pengembangan, dan pembersihan hati dari berbagai
macam bentuk kesyirikan.
Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam selalu berdoa kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala dengan doa berikut:
اللهم آت نفسي تقواها و زكِّها أنت
خير من زكّاَها أنت وليها ومولاها
“Ya
Allah, berilah ketakwaan kepada jiwaku dan bersihkanlah. Sesungguhnya Engkau
sebaik-baik yang membersihkannya. Engkaulah penolong dan pemiliknya.” (HR.
Muslim 7081 dan Ahmad 19327)
Syari’at
Islam berisikantazkiyatun nufus (pembersihan jiwa) sehingga mereka
pantas menjadi penduduk surga yang bersih. Tak ubahnya seperti pakaian yang
bersih kita letakkan di lemari, sementara yang kotor harus dicuci, dijemur, dan
disetrika.Apabila kita memperhatikan perintah shalat, maka kita akan menemui
bahwa tujuan shalat agar terhindar dari
kekejian dan kemungkaran.
“Sesungguhnya
shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Ankabut: 45)
Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Bagaimana pendapatmu bila di
hadapan pintu salah seorang di antara kalian ada sungai (yang mengalir) lalu
dia mandi lima kali sehari? Adakah tersisa kotoran di badannya?"
Para
sahabat menjawab, "Tidak sedikit pun kotoran yang
menempel."Rasulullah bersabda,"Begitulah perumpamaan shalat lima
waktu yang dengannya Allah menghapus kesalahan-kesalahan (dosa-dosa).” [HR.
al-Bukhari 528 dan Muslim 1554]
Perintah
mengeluarkan zakat disebutkan di dalam Al-Qur’an dengan tujuan membersihkan dan
menyucikan diri.“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka...” (QS. At-Taubah: 103)
Perintah
haji disebutkan di dalam hadits Al-Bukhari dan Muslim dengan tujuan
membersihkan dosa-dosanya, sehingga diibaratkan bayi yang baru dilahirkan dari
rahim ibunya.Dari Abu Hurairah berkata: Saya mendengar Nabi
bersabda“Barangsiapa yang haji karena Allah, lalu dia pulang (dari haji itu)
seperti hari dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Al-Bukhari 1521 dan Muslim 3357)
Demikian
pula sederet syariat Allah lainnya bertujuan agar manusia bersih jiwanya.
Itulah rahasia Allah, tidak menjadikan di dalam diri manusia dua hati.Apabila
hati seseorang diisi dengan cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka
seluruh cinta yang lain akan keluar dan terikat dengan itu. Sebaliknya, hati
yang diisi cinta selain Allah, maka cinta kepada Allah akan terbang.
Tak
heran ada ungkapan seorang ulama yang sangat luar biasa, Ibnu Taimiyah, “Di dunia
ini ada surga. Barangsiapa yang tidak memasukinya, maka dia tidak akan
memasukinya (maka dia tidak akan memasuki surga akhirat). Surga itu adalah ketenangan
jiwa/hati. Apalagi yang hendak diperbuat oleh musuh-musuhku kepadaku? Surga
dan tamannya ada di dalam dadaku. Kemana saja aku pergi, ia selalu bersamaku,
tidak terpisah. Jika aku dipenjara, maka itu adalah tempat dan sarana untuk
berkhalwat bagiku kepada Rabb-ku. Jika aku diusir dari kampung halamanku, maka
kepergianku adalah rekreasi bagiku dan jika aku dibunuh maka kematianku adlah
syahid.”
Cara
Membersihkan Jiwa
Bagaimana
cara membersihkan jiwa ini? Tidak ada jalan lain kecuali kita harus mengenal
diri kita, mengisi diri ini dengan tauhid dan membersihkannya (tazkiyah) dengan
tiga tahapan:
1. Pembersihan
akidah.
2. Pembersihan
dengan menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.
3. Menjalankan
sunnah-sunnah Rasulullah.
Lantas
bagaimana tahapan tazkiyah? Nantikan bagian selanjutnya in syaa Allah.
Referensi:
Farid
Ahmad Okbah.2011.Hidup Hanya Sekali Jangan Salah Jalan. Jakarta: Perisai
Qur’an. Hal: 54.