Hijab
[ Indonesia ]
Team Dar Al-Qosim
[ Indonesia ]
Team Dar Al-Qosim
Penerjemah : Sholahuddin Abdul Rahman, Lc
Murajaah : Eko Abu Ziyad
Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan
salam semoga terlimpahkan kepada Nabi dan Rasul terakhir
Muhammad SAW.
Sesungguhnya perhatian islam terhadap wanita muslimah
akan menemukan dalam hukum Islam perhatian sangat besar
agar mereka dapat menjaga kesuciannya, serta supaya menjadi
wanita yang mulia dan memiliki kedudukan yang tinggi. Dan
syarat-syarat yang diwajibkan pada pakaian dan perhiasannya
tidak lain adalah untuk mencegah kerusakan yang timbul akibat
tabarruj (berhias diri). Inipun bukan untuk mengekang
kebebasannya akan tetapi sebagai pelindung baginya agar tidak
tergelincir pada lumpur kehinaan atau menjadi sorotan mata.
Keutamaan Hijab
• Hijab itu adalah merupakan ketaatan kepada Allah dan Rasul.
Allah SWT telah mewajibkan ketaatan kepada Allah dan
Rasul-Nya berdasarkan firman Allah SWT:
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak pula bagi
perempuan yang mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah
menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang
lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah
dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, dengan
kesesatan yang nyata.” (Q.S. Al-Ahzab: 36)
Allah SWT juga memerintahkan kaum wanita untuk
menggunakan hijab sebagaimana firman Allah SWT:
“Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya,
dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak dari padanya.” (Q.S An-Nur: 31)
Allah SWT berfirman:
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu
berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah.”
(Q.S. Al-Ahzab: 33)
Allah SWT berfirman:
“Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istriistri
Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang
demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Q.S. Al-
Ahzab: 53)
Allah SWT berfirman:
“Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” (Q.S. Al-
Ahzab: 59)
Rasulullah SAW bersabda: “Wanita itu aurat” maksudnya
adalah bahwa wanita harus menutupi tubuhnya.
• Hijab itu ‘iffah
Allah SWT menjadikan kewajiban menggunakan hijab sebagai
tanda ‘Iffah (menahan diri dari maksiat).
Allah SWT berfirman:
“Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian
itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak diganggu.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)
Itu karena mereka menutupi tubuh mereka untuk
menghindari dan menahan diri dari perbuatan buruk (dosa),
“karena itu mereka tidak diganggu”. Maka orang-orang fasik tidak
akan mengganggu mereka. Dan pada firman Allah “karena itu
mereka tidak diganggu” sebagai isyarat bahwa mengetahui
keindahan tubuh wanita adalah suatu bentuk gangguan berupa
fitnah dan kejahatan bagi mereka.
• Hijab itu kesucian
Allah SWT berfirman:
“Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istriistri
Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang
demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Q.S. Al-
Ahzab: 53)
Allah SWT menyifati hijab sebagai simbol kesucian bagi hati
orang-orang mu’min, laki-laki maupun perempuan. Karena mata
bila tidak melihat maka hatipun tidak berhasrat. Pada saat
seperti ini, maka hati yang tidak melihat akan lebih suci.
Ketiadaan fitnah pada saat itu lebih nampak, karena hijab itu
menghancurkan keinginan orang-orang yang ada penyakit di
dalam hatinya, Allah SWT berfirman:
“Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga
berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya.” (Q.S.
Al-Ahzab: 32)
• Hijab itu pelindung
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah itu Malu dan Melindungi serta Menyukai
rasa malu dan perlindungan”
Sabda beliau yang lain:
“Siapa saja di antara wanita yang melepaskan pakaiannya di
selain rumahnya, maka Allah Azza wa Jalla telah mengoyak
perlindungan rumah itu dari padanya.”
Jadi balasannya setimpal dengan perbuatannya.
• Hijab itu taqwa
Allah SWT berfirman:
“Hai anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan
kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah
untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik.”
(Q.S. Al-A’raaf: 26)
• Hijab itu iman
Allah SWT tidak berfirman kecuali kepada wanita-wanita
beriman: “Dan katakanlah kepada wanita yang beriman.” (Q.S.
An-Nur: 31). Allah SWT juga berfirman: “Dan istri-istri orang
beriman.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)
Dan ketika wanita-wanita dari Bani Tamim menemui Ummul
Mu’minin, Aisyah ra dengan pakaian tipis, beliau berkata: “Jika
kalian wanita-wanita beriman, maka (ketahuilah) bahwa ini
bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kalian bukan
wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu.”
• Hijab itu haya’ (rasa malu)
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak
Islam itu adalah rasa malu.”
Sabda beliau yang lain:
“Malu itu adalah bagian dari iman dan iman itu di surga.”
Sabda Rasul yang lain:
“Malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya di
angkat maka yang lainpun akan terangkat.”
• Hijab itu ghirah (perasaan cemburu)
Hijab itu selaras dengan perasaan cemburu yang merupakan
fitrah seorang laki-laki sempurna yang tidak senang dengan
pandangan-pandangan khianat yang tertuju kepada istri dan
anak wanitanya. Berapa banyak peperangan terjadi pada masa
Jahiliyah dan masa Islam akibat cemburu atas seorang wanita
dan untuk menjaga kehormatannya. Ali bin Abi Thalib ra
berkata: “Telah sampai kepadaku bahwa wanita-wanita kalian
berdesak-desakan dengan laki-laki kafir orang ‘ajam (non Arab) di
pasar-pasar, tidakkah kalian merasa cemburu? Sesungguhnya
tidak ada kebaikan pada seseorang yang tidak memiliki perasaan
cemburu.”
Keburukan Tabarruj (memamerkan aurat)
• Tabarruj adalah maksiat kepada Allah dan Rasul.
Barangsiapa yang maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya maka
ia hanya akan mencelakakan dirinya sendiri dan tidak akan
mencelakakan Allah sedikitpun.
Rasulullah SAW bersabda:
“Semua umatku akan masuk surga kecuali orang yang menolak”
Mereka bertanya: “Ya Rasulullah! Siapakah orang yang menolak
itu? Beliau menjawab: “Siapa yang taat kepadaku akan masuk
surga dan siapa yang maksiat kepadaku maka ia telah menolak.”
• Tabarruj menyebabkan laknat dan dijauhkan dari rahmat
Allah.
Rasulullah SAW bersabda:
“Akan ada pada akhir umatku nanti wanita-wanita yang
berpakaian tapi telanjang, kepala mereka bagaikan punuk unta,
laknatlah mereka karena mereka adalah wanita-wanita yang
pantas dilaknat.”
• Tabarruj adalah sifat penghuni neraka.
Rasulullah SAW bersabda:
“Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah saya
lihat; kaum yang membawa cemeti bagai ekor sapi yang
digunakan memukul menusia dan wanita-wanita yang berpakaian
tapi telanjang...”
• Tabarruj penyebab hitam dan gelap di hari kiamat.
Diriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda:
“Permisalan wanita yang berhias untuk selain suaminya, adalah
bagaikan kegelapan pada hari kiamat, tidak ada cahaya
baginya.”
Maksudnya adalah wanita yang berlenggak-lenggok ketika
berjalan dengan menarik pakaiannya, akan datang pada hari
kiamat dalam keadaan hitam dan gelap, bagaikan berlenggaklenggok
dalam kegelapan. Dan hadits ini walaupun lemah, tetapi
artinya benar, karena kenikmatan dalam maksiat adalah
siksaan, wangi-wangian akan menjadi busuk dan cahaya
menjadi kegelapan. Kebalikan dari taat, bahwa bau mulut orang
yang berpuasa dan darah orang yang mati syahid lebih harum di
sisi Allah dari bau minyak kesturi.
• Tabarruj adalah kemunafikan.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik wanita kalian adalah yang memiliki kasih sayang,
subur (banyak anak), suka menghibur dan siap melayani, bila
mereka bertakwa kepada Allah. Dan sejelek-jelek wanita kalian
adalah wanita pesolek dan penghayal mereka itu adalah wanitawanita
munafik, mereka tidak akan masuk surga kecuali seperti
ghurab a’sham.”
Yang dimaksud ghurab a’sham adalah burung gagak yang
memiliki cakar dan kaki merah, pertanda minimnya wanita
masuk surga, karena burung gagak yang memiliki sifat seperti
ini sangat jarang ditemukan.
• Tabarruj mengoyak tirai pelindung dan membuka aib.
Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa saja di antara wanita yang menanggalkan pakaian-nya di
selain rumah suaminya, maka ia telah mengoyak tirai pelindung
antara dirinya dan Allah Azza wa Jalla.”
• Tabarruj adalah perbuatan keji.
Wanita itu adalah aurat, dan membuka aurat adalah keji dan
dibenci. Allah SAW berfirman:
“Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata:
“Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang
demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakan-nya.”
Katakanlah: “Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan)
perbuatan yang keji.”
Sebenarnya setanlah yang memerintahkan manusia
melakukan perbuatan keji itu, sebagaimana firman Allah:
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan
dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir).” (Q.S. Al-Baqorah:
268)
• Tabarruj adalah ajaran iblis.
Sesungguhnya kisah Adam dengan Iblis memberikan
gambaran kepada kita bagaimana musuh Allah, Iblis membuka
peluang untuk melakukan perbuatan dosa dan mengoyak tirai
pelindung dan bahwa Tabarruj itulah tujuan asasi baginya. Allah
SWT berfirman:
“Hai anak Adam! Janganlah kamu sekali-kali dapat ditipu oleh
setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu
dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk
memperlihatkan kepada keduanya auratnya.”
(Q.S. Al-A’raf: 27)
Jadi iblislah yang mengajak kepada Tabarruj dan membuka
aurat mereka. Dialah pemimpin utama bagi para pencetus apa
yang dikenal dengan istilah Tahrirul Mar’ah (pembebasan wanita).
• Tabarruj adalah jalan hidup orang-orang Yahudi.
Orang-orang Yahudi memiliki peran yang sangat besar dalam
menghancurkan umat ini melalui wanita, dan kaum wanita sejak
dulu memiliki pengalaman di bidang ini, di mana Rasulullah
SAW bersabda:
“Takutlah pada dunia dan takutlah pada wanita karena fitnah
pertama pada Bani Israel adalah pada wanita.”
• Tabarruj adalah Jahiliyah busuk.
Allah SWT berfirman:
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu
berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah.”
(Q.S. Al-Ahzab: 33)
Nabi SAW telah menyifati ajakan Jahiliyah sebagai ajakan
busuk dan kotor. Jadi ajakan Jahiliyah adalah saudara kandung
Tabarruj Jahiliyah. Rasulullah SAW bersabda:
“Semua yang merupakan perkara Jahiliyah tersimpan di bawah
telapak kakiku.”
Baik itu bernama Tabarruj Jahiliyah, ajakan Jahiliyah
ataupun kesombongan Jahiliyah.
• Tabarruj adalah keterbelakangan.
Memamerkan aurat dan telanjang adalah perilaku binatang,
tidak seorangpun yang condong kepadanya kecuali dia akan
terperosok jatuh ke derajat yang paling rendah dari pada derajat
manusia yang telah dimuliakan Allah. Dari sini nampaklah
bahwa Tabarruj adalah tanda kerusakan fitrah, ketiadaan ghirah
dan mati rasa:
Anda mengangkat baju hingga lutut
Demi Tuhanmu, sungai apa yang akan anda seberangi
Baju itu bagaikan naungan di waktu pagi
Yang semakin pendek, waktu demi waktu
Anda mengira bahwa laki-laki itu tidak memiliki perasaan
Padahal anda sendiri yang mungkin tidak punya perasaan
• Tabarruj adalah pintu adzab yang merata.
Seseorang yang memperhatikan nash-nash syare’at dan
sejarah (Islam) akan meyakini adanya kerusakan yang
ditimbulkan oleh Tabarruj dan bahayanya atas agama dan dunia,
apalagi bila diperparah dengan Ikhtilath (percampurbauran
antara laki-laki dan wanita).
Akibat dan bahaya Tabarruj
yang menakutkan
Wanita-wanita yang melakukan Tabarruj berlomba-lomba
menggunakan perhiasan yang diharamkan untuk menarik
perhatian kepadanya. Sesuatu yang justru akan merusak akhlak
dan harta serta menjadikan wanita sebagai barang hina yang
diperjualbelikan, dan di antara bahayanya adalah:
1. Rusaknya akhlak kaum lelaki khususnya para pemuda yang
terdorong melakukan zina yang diharamkan.
2. Memperdagangkan wanita sebagai sarana promosi atau untuk
meningkatkan usaha perdagangan dan sebagainya.
3. Mencelakan diri wanita sendiri, karena Tabarruj itu
menunjukkan niat jelek dari apa yang ia suguhkan untuk
menggoda orang-orang jahat dan bodoh.
4. Tersebarnya penyakit, seperti sabda Rasulullah SAW:
“Tidaklah suatu perbuatan zina itu nampak pada suatu kaum
hingga mereka mengumumkannya kecuali akan tersebar di
antara mereka penyakit menular dan penyakit-penyakit lain
yang belum pernah ada pada orang-orang dulu.”
5. Mempermudah mata melakukan maksiat, Rasulullah SAW
bersabda: “Kedua mata zinanya adalah melihat.” Serta
menyulitkan ketaatan ghadhul bashar (menundukkan
pandangan) yang merupakan sesuatu yang lebih berbahaya
dari ledakan bom atom dan gempa bumi. Allah SWT berfirman:
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami
perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri
itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan
kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya
berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian
Kami hancurkan negeri itu dengan sehancur-hancurnya.” (Q.S.
Al-Isra’: 16)
Dalam hadits juga disebutkan:
“Sesungguhnya manusia bila melihat kemungkaran dan tidak
merubahnya, dikhawatirkan Allah akan menimpakan mereka
adzab.”
Wahai ukhti muslimah! Tidakkah anda memperhatikan
hadits Nabi SAW: “Buanglah duri dari jalan kaum muslimin.” Dan
bila membuang duri dari jalan termasuk cabang iman, maka duri
manakah yang lebih berat, batu di jalan atau fitnah yang
merusak hati, menerbangkan akal dan menyebarkan kekejian di
antara orang-orang mu’min.
Sesungguhnya tidaklah seorang lelaki muslim terkena fitnah
pada hari ini karena anda yang telah memalingkannya dari
mengingat Allah dan menghalanginya dari jalan yang lurus -
padahal anda sanggup mencegahnya dari fitnah itu- kecuali di
hari esok nanti Allah akan menghukum anda dengan adzab yang
sangat pedih.
Segeralah taat kepada Allah, tinggalkan kritikan dan ejekan
manusia, karena perhitungan Allah kelak sangat ketat.
Beberapa syarat hijab yang harus terpenuhi:
1. Menutupi seluruh anggota tubuh wanita -berdasarkan
pendapat yang paling rojih.
2. Hijab itu sendiri pada dasarnya bukan perhiasan.
3. Tebal dan tidak tipis atau trasparan.
4. Longgar dan tidak sempit atau ketat.
5. Tidak memakai wangi-wangian.
6. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir.
7. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
8. Tidak bermaksud memamerkannya kepada orang-orang.
Jangan berhias terlalu berlebihan
Bila anda memperhatikan syarat-syarat tersebut di atas akan
nampak bagi anda bahwa banyak di antara wanita-wanita
sekarang ini yang menamakan diri sebagai wanita berjilbab,
padahal pada hakekatnya mereka belum berjilbab. Mereka tidak
menamakan jilbab dengan nama yang sebenarnya. Mereka
menamakan Tabarruj sebagai hijab dan menamakan maksiat
sebagai ketaatan.
Musuh-musuh kebangkitan Islam berusaha dengan sekuat
tenaga menggelincirkan wanita muslimah, lalu Allah
menggagalkan tipu daya mereka dan meneguhkan orang-orang
Mu’min di atas ketaatan kepada Tuhannya. Mereka
memanfaatkan wanita itu dengan cara-cara kotor untuk
memalingkannya dari jalan Tuhan dengan memproduksi jilbab
dalam berbagai bentuk dan menamakannya sebagai “jalan
tengah” yang dengan itu ia akan mendapatkan ridha Tuhannya -
sebagaimana pengakuan mereka- dan pada saat yang sama ia
dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan tetap menjaga
kecantikannya.
Kami dengar dan kami taat
Seorang muslim yang jujur akan menerima perintah
Tuhannya dan segera menerjemahkannya dalam amal nyata,
karena cinta dan perhomatannya terhadap Islam, bangga dengan
syariat-Nya, mendengar dan taat kepada sunnah Nabi-Nya dan
tidak peduli dengan keadaan orang-orang sesat yang berpaling
dari kenyataan yang sebenarnya, serta lalai akan tempat kembali
yang ia nantikan.
Allah menafikan keimanan orang yang berpaling dari ketaatan
kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya:
“Dan mereka berkata: “Kami telah beriman kepada Allah dan
Rasul, dan kami menaati (keduanya).” Kemudian sebagian dari
mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka itu bukanlah
orang-orang yang beriman. Dan apabila mereka dipanggil kepada
Allah dan Rasul-Nya, agar Rasul menghukum (mengadili) di
antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk
datang.” (Q.S. An-Nur: 47-48)
Firman Allah yang lain:
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila mereka
dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum
(mengadili) di antara mereka ialah ucapan: “Kami mendengar dan
kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan
takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka
adalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan.” (Q.S.
An-Nur: 51-52)
Dari Shofiyah binti Syaibah berkata: “Ketika kami bersama
Aisyah ra, beliau berkata: “Saya teringat akan wanita-wanita
Quraisy dan keutamaan mereka.” Aisyah berkata: “Sesungguhnya
wanita-wanita Quraisy memiliki keutamaan, dan demi Allah, saya
tidak melihat wanita yang lebih percaya kepada kitab Allah dan
lebih meyakini ayat-ayat-Nya melebihi wanita-wanita Anshor.
Ketika turun kepada mereka ayat: “Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung ke dadanya.” (Q.S. An-Nur: 31) Maka
para suami segera mendatangi istri-istri mereka dan membacakan
apa yang diturunkan Allah kepada mereka. Mereka membacakan
ayat itu kepada istri, anak wanita, saudara wanita dan kaum
kerabatnya. Dan tidak seorangpun di antara wanita itu kecuali
segera berdiri mengambil kain gorden (tirai) dan menutupi kepala
dan wajahnya, karena percaya dan beriman kepada apa yang
diturunkan Allah dalam kitab-Nya. Sehingga mereka (berjalan) di
belakang Rasulullah SAW dengan kain penutup seakan-akan di
atas kepalanya terdapat burung gagak.”
Sholawat dan salam semoga tercurah atas Nabi kita Muhammad,
keluarga dan para sahabatnya.