• Breaking News

    Pejuang Pena

    Coretan seorang hamba al-Izzah

    Sunday, 11 November 2012

    CAHAYA DALAM MAYA

    Assalaamu'alaykum ashabiy...
    ana dapet cerita dari teman ane, sebut aja si El.... hmmm
    semoga dapat diambil hikmahnya....
    check it out....!

                                                             CAHAYA DALAM MAYA


     
    aku adalah seorang siswa yang polos kala itu, dan itu ketika aku masih duduk di kelas X SMA. Yang masih terkurung jati diri ini dalam jiwa yang belum bisa terungkap. Hingga suatu hari aku mengenal seorang ikhwan  dari dunia maya. Dunia yang awalnya tabu bagiku, entah kenapa semakin terasa manis di dalamnya. Ia adalah seorang ikhwan yang ramah bagiku, karena memang baru kutemukan sosok seperti dia di hidupku, meski hanya dalam dunia maya namun ia nyata. Kisah-kisah darinya sering mengalir menyejukkan hati yang tengah tererosi kala itu. Nasihat-nasihatnya bagiku sangat berharga, bahkan satu kata saja darinya sering membuatku bersemangat dalam berbuat kebaikan. Kurasa itu memang karakter dakwahnya pada teman-temannya.
                Semakin lama aku mulai ketergantungan dengan nasihat-nasihatnya yang mengukir hati ini semakin megah. Dia lah yang memberikan shock therapy kepadaku ketika aku bertanya “bagaimana cara agar kita bisa senantiasa bersemangat serta bersunggu-sungguh dalam menggali kemuliaan-kemuliaan ilmu?”
    Dan tahukah apa jawabnya, dia menjawab dengan jawaban yang  belum pernah bisa aku lupakan : “ukhty, ana menganggap bahwa mempelajari ilmu itu adalah sebuah amanah dari ummat kepada ana dan suatu saat ana akan mempertanggungjawabkannya. Jika bukan kita yang berkhidmat kepada Diin ini lantas siapa lagi?!”
    Ya, seperti itulah untaian kalimat darinya yang telah mampu meruntuhkan tebing-tebing noktah hitam hatiku serta membangunkan senyawa-senyawa yang telah lama terlelap dalam mimpi.
                Setiap kali aku merasa hampir putus asa, seringkali aku meminta nasihat kepadanya. Dan qodarullaah memang seakan-akan kata-katanya adalah obat termujarab kala itu.
    Namun , dibalik ketentraman hati itu kurasakan pula rasa bimbang yang sangat tiap malam. Hingga bintang pun yang menjadi saksi akan butiran-butiran air yang jatuh dari kedua mata ini.
                Terasa emosi batin yang bercampur-aduk itu memuncak ketika ia berpamitan untuk pergi masuk ma’had di salah satu ma’had Jawa Tengah. Ketika itu aku sangat bahagia sekaligus sangat sedih. Bagaimana tak bahagia jika melihat saudara muslimnya bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Namun bagaimana pula bisa aku tiada merasa sedih sedangkan salah satu orang yang memotivasi hendak pergi. Batinku pun menjerit,”bagaimana denganku nanti, siapa yang akan menasehati serta memotivasiku lagi... sedangkan aku hanya manusia yang lemah.”
                mau diapakan jua, hati itu akhirnya datang dan untuk yang terakhir kalinya menghubungiku untuk berpamitan dan kini ia sudah mulai masuk ma’had.
    Allaahu Akbar!
    Perasaan apa ini! Apakah ini yang disebut dengan Al-Hub (cinta)?
    Perasaan itu tidak seperti apa yang aku rasakan sebelumnya. Tapi apa daya kini Allaah memisahkan dalam bayang-bayang maya di kehidupanku. Bahkan terkadang aku merasa ia hanyalah makhluk fiktif belaka.
                Dan pada suatu malam aku coba mendengarkan dan merenungi Q.S. Ar-Rohmaan dengan khusyu’ dengan hanya berteman rintihan air mata ini. Dan disitulah aku temukan jawaban akan kegusaran hati.
                Dia yang kurasa hatiku tertambat olehnya, hingga senantiasa teringat aku dengan Robbnya. Dan juga merasalah aku bahwa ia laksana tetesan hujan yang membasahi keringnya jiwa.
    Semua itu hanyalah Fatamorgana! Bagaimana mungkin aku merasakan cinta yang haqiqi jika bayangnya mengganggu pertemuanku dengan Robbku.
    Bagaimana bisa aku mengira perasaan ini diridhoi sedangkan tangisku hanyau untuknya saja..
    Demi Allaah ! betapa berdosanya segumpal daging dalam raga ini... aku telah berkhianat kepada Robbul-Hub yang seharusnya cintaku yang sebenar-benarnya hanyalah untuknya. Dan selama ini aku hanya mengkambing-hitamkan cinta untuk menutupi kehinaan jiwa.
    Menutupi syubhat yang tiada telah busam...
    Astaghfirullaah al-azhiim....
    Ya Allaah, wahai Robb yang telah menganugerahkan cinta dan wahai engkau yang telah menebarkan cinta diantara makhluk-Nya .... sungguh hamba mohon ampun kepada-Mu
    Janganlah engkau biarkan hamba terombang-ambing dalam syubhat yang memicu murka-Mu. Tiadalah keberuntungan kecuali engkau mengampuni segala dosa-dosa ini.

    WARNING !

    Konten blog ini masih banyak kekurangan.

    (Beberapa konten dari zaman SMA dulu, mohon maklum)

    Ambillah yang bermanfaat dan tinggalkan yang mafsadat serta syubhat.

    Semoga Arrohmaan menjaga, menunjuki dan mengampuni pemilik blog ini.

    Baarokallaahu fiikum.

    Ukhtukum Fillaah,

    Al-Qowarir Fidinillaah.

    Sahabat Blogger

    Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net