Ngomongin
soal remaja emang gak ada habisnya deh ikhwah.... karena memang remaja bagaikan
ujung tombak dari Islam. Jika remajanya rusak, maka umat pun berantakan. Gak
percaya? Lihat deh negara-negara Barat yang ngebiarin remajanya rusak dalam
pergaulan bebas. Ok, mungkin sekilas yang nampak adalah remaja-remaja disana
pintar dalam masalah iptek. Eiits... tunggu dulu, coba kita flashback ke zaman
kejayaan Islam. Perlu diingat kawan bahwa Barat adalah perampok ilmu-ilmu yang
dimiliki Islam. Mending kalau ngerampok harta, lha itu ngerampok Iptek, gak
sampe disitu aja ikhwah, mereka memutarbalikkan sejarah seakan-akan yang punya
ilmu-ilmu adalah mereka, padahal mereka merampok pokok-pokok ilmu dari Islam.
Itu satu bagian, nah sebagian lagi kenapa Barat bisa pinter... nah ayo kita
ingat-ingat tentang Andalusia, nah itu dia Spanyol... ia berada di Eropa kan,
sedangkan dahulu ia berhasil ditaklukkan Jundullaah (tentara-tentara Allaah)
dibawah pimpinan Thoriq bin Ziyad. Dan setelah ditaklukkan lantas disitu
dijadikan pusat keilmuan dan pendidikan dan yang lainnya, yang intinya menjadi
kawasan vital. Nah jelaskan karena datangnya Islam maka ilmu pengetahuan disana
jadi berkembang pesat buangeet deh... tapi setelah Islam mengalami kekalahan
oleh kafirin maka Islam dipaksa deh keluar dari sana, padahal mereka bisa
cerdas berkat rohmat Allaah melalui Islam. Tapi Qodarullaah dalam
mempergilirkan kekuasaan di muka bumi ini. Nah sekarang adalah PR bagi kita
sebagai remaja untuk membangun lagi peradaban-peradaban Islam serta
menyemarakkannya lagi di tengah Era Jahiliah modern ini.
Oh
ya ikhwah, coba kita perhatiin bahwa tokoh-tokoh Islam yang ikut andil dalam
perjuangan Iqomatuddiin ini pastilah orang-orang yang cerdas... iya apa iya...
nah tapi tidak semua orang cerdas itu ikut andil dalam barisan Islam karena
mereka memilih memenuhi dunianya dengan kesenangan fana’ dan tidak mau bersusah
payah membangun akhirotnya. So, kita yang udah ada di lembaga pendidikan Islam
ini menjadi suatu kewajiban , amanah dari umat khususnya ortu kita agar kita
mau ikut memikirkan umat di dalam kancah perjuangan yang tengah dijajah
Kafirin.
Seperti
yang selalu dikatakan asatidz di madrosah, semua dimulai dari kejujuran dalam berkata,
jujur sadar bahwa kita sebagai seorang pelajar muslim yang wajib ikut
menyebarluaskan ilmu yang kita peroleh dari madrosah ini, dan jujur dalam
tindakan dengan sadar bahwa kita sebagai hamba Allaah yang wajib mengamalkan
ilmu-ilmu yang telah kita peroleh di madrosah ini. Jika kita tidak
memaksimalkan kesempatan ini dan hanya memudahkan urusan kita di madrosah ini
maka kita akan kena “pasal berlapis”, pertama membohongi amanah Islam untuk
menuntut ilmu yang kelak kita wajib menyebarluaskannya, kedua membohongi kedua
orang tua/wali kita yang telah percaya kita untuk berjuang disini, dan yang
ketiga kita dzolim terhadap guru-guru kita yang telah mengorbankan waktunya
untuk mengajari kita. Dan semua itu tambah berlipat ganda di hadapan Allaah
‘azza wa jalla karena kita telah dzolim dalam ketiga aspek diatas. Wal iyyadzu
billaah.
So,
mulai dari sekarang kita kudu mencoba dan terus mencoba untuk menjadi yang
terbaik di mata Allaah ‘azza wajalla. Dan untuk menjadi yang terbaik seorang
remaja islam kudu cerdas dalam aspek akhirot dan dunia. Okeee..... J
Jika bukan generasi kita yang
mengawali kebaikan,lantas kapan kebaikan itu akan datang..?!?