bismillaahirrohmaanirrohiim.........
terkisahlah dua sahabat yang sekolah di sebuah madrosah yang sama. Mulai dari MTS mereka telah berteman baik, namun belum mengenal jauh kepribadian masing-masing diri. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk melanjutkan ke madrosah yang sama. Semakin lama persahabatan mereka semakin erat, hingga kerap kali mereka sering berdiskusi, mulai dari masalah pribadi hingga agama. Salah satunya adalah seorang anak kiai di sebuah desa. Abahnya adalah seorang kiayi yang notabene Nahdhiyin, sedangkan satu lainnya adalah seorang anak ustadz, abahnya tidak terikat oleh ormas atau firqoh tertentu.
nampaklah jika diihat sekilas keduanya dianggap pula aktifis layaknya kedua abahnya. Namun selidik si anak ustadz, ternyata si anak kiai tak disangka juga pernah berhubungan dengan seorang ikhwan, atau gaya ngetrennya adalah PACARAN.
betapa kagetnya si bintu ustadz tadi, betapa tidak ia dahulu dikenal sebagai seorang santri yang alim.
Namun, karena latarbelakang ituah si bintu ustadz tadi berusaha mengubah pemikiran bintu kiayi. Mulai dari mendekatinya dan menasehati tentang bahaya pacaran, dan indahnya menikah tanpa pacaran serta pendekatan-pendekatan lain yang berhubungan dengan hal agama.
Si bintu kiayi yang diketahui menjalin hubungan itu hingga si ikhwan menjanjikan pernikahan itu mulai goyah ketika menerima nasehat bintu ustadz.Awalnya ia menangis karena takut dengan semua dosanya tetapi disisi lain ia takut kehilangn si ikhwan yang dikenal seorang hafidz.
Tapi bintu ustadz tetap meyakinkannya bahwa jikalau si ikhwan adalah jodohnya, tak perlulah dengan pacaran ia bisa menali taqdir itu. Tapi dengan menjaga hatinya sebelum ia mendapatkan jodohnya, bahkan bisa jadi ia dapati seorang yang lebih baik darinya.
Akhirnya bintu kiai yakin dan akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan dunia yang mencekam itu.......... that is PACARAN.
DAN BAHWA SEMUA ITU AKAN INDAH PADA WAKTUNYA,
TAK PERLULAH MENDAHULUI SESUATU YANG BELUM LAYAK UNTUK DIRASAKAN...
wallaahu a'lam bisshowab